perilaku produsen, tentu saja seorang produsen selalu mengharapkan barang barang yang ia produksi [dan jual tentunya]. dapat menarik para pembeli dan dapat meraup untung sebesar besarnya dengan modal seminimal mungkin. hal ini mengingat tak ada orang yang mau rugi tentunya [emangnya ada]. namun tiap produsen juga harus jeli melihat pasar untuk dapat terus bertahan dari banyaknya produk produk dari produsen lain. para produsen diharuskan bahkan di wajibkan untuk terus bersikap jeli untuk melihat pasar. mereka harus teliti dalam mengkalkulasikan sesuatu seihngga meminimalisir kerugian yang mungkin akan terjadi.
semisal, seorang produsen tempe. mereka harus melihat pasar dimana tidak hanya dia yang menjual tempe di pasar itu. maka jumlah barang yang akan di buat dan di jual harus di pikirkan. semisal kebutuhan pasar adalam 10000 tempe/hari tak mungkin ia memproduksi tempe sebanyak 10000 juga. karna disana ada juga produsen tempe lain yang ikut brtarung di pasar. maka dari itu perlu dilihat juga para peminat dan jumlah yang kira kira tepat untuk di lempar ke pasar. karna jika terlalu banyak. barangnya takkan habis dan menyisakan kerugian. sementara bila terlalu sedikit kemungkinan pasar akan kekurangan dan dapat dimanfaatkan produsen lain. peluang juga tak melulu datang dari pasar. kerna terkadang terjadi pembelian secara besar besaran oleh seorang pembeli langsung pada produsen. para pembeli yang membeli banyak tersebut tentu saja tak menginginkan harga pasaran yang berlaku di pasar. mereka tentu meminta untuk harga di turunkan karna membeli banyak. semisal harga tempe di pasar Rp: 750/item. maka pembeli tersebut akan meminta harganya menjadi Rp: 500/item. maka produsen di tuntut untuk jeli mengkalkulasikan harga. semisal ternyata harga sebenarnya Rp: 400/item. tentu dengan Rp: 500/item produsen tetap mendapat untung. karna itu produsen harus jeli jangan sampai kehilangan pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar